Alhamdulillah, tahun ini saya sudah berubah status. Yang dahulu nya berpacaran sekarang sudah putus, yang dulu tidur sendiri sekarang sudah ada teman tidur, dulu sendiri sekarang sudah jadi istri orang (hehe).
Well, setelah postingan kemarin jadi kembali ingin menulis kembali, mengenang masa-masa dulu, sebelum hilang ditelan lupa.
Saya sudah menikah, dengan pria yang selalu hadir dalam doa-doa saya beberapa tahun terakhir. Pria yang sudah hadir dalam 3 tahun hidup saya, mas Pras.
Kadang saya suka bingung dengan hubungan ini, selayaknya hubungan yang biasanya pasti melalui proses pdkt lalu ritual "nembak" baru menjadi sepasang kekasih. Hubungan kami berdua sepertinya tidak melalui proses ritual yang biasanya ini.
Jadi, mas Pras adalah teman kuliah, satu kampus, satu jurusan, satu angkatan. Meski begitu kami jarang bertegur sapa, ya karena satu angkatan pasti banyak banyak banget mahasiswa nya dan pasti akan terbentuk "kelompok-kelompok" kecil yang biasanya sepemikiran, setipe, Seiya sekata. Nah kami berdua berbeda kelompok. Kalau mas Pras mungkin lebih ke organisasi sedangkan saya bersama teman-teman yang sudah saya kenal sebelumnya (well, saya memang mengalami masalah adaptasi di awal-awal tinggal di Jogja, kurang gaul hehe).
Jadi selama kuliah dia dengan kehidupan nya dan begitupun saya. Beberapa teman saya juga deket sama mas Pras tapi juga kami gak pernah main bareng.
Maka semester terakhir kuliah adalah waktu kami memulai pertemanan, kenapa begitu, ya karena memang sama sekali gak pernah ngobrol atau nongkrong bareng, memang tidak ada situasi kami bisa bertemu barengan. Di semester akhir di kampus saya ada mata kuliah pilihan, setelah semua matakuliah yang sudah dipaketkan, akhirnya disemester akhir ini satu mata kuliah dipilih berdasarkan minat masing-masing.
Saya waktu itu mengambil mata kuliah hewan kesayangan atau klinik. Dan ternyata mas pras mengambil hal yang sama. Saya memang tidak terlalu mengenal mas Pras, tapi saya cukup terkejut ternyata mas Pras mengambil mata kuliah ini, karena mas Pras aktif di bidang yang berbeda dengan mata kuliah ini.
Mata kuliah pilihan yang kami ambil tidak terlalu banyak peminat, 10 orang juga tidak sampai mahasiswanya, sehingga tidak terlalu sulit untuk menjadi akrab satu sama lain. Hingga akhirnya kami dibagi menjadi dua kelompok untuk mengambil lokasi praktek kerja lapangan. Karena saya masih terkendala dengan skripsi kala itu, sehingga saya memutuskan untuk mengambil wilayah Solo menjadi lokasi tempat PKL saya dengan alasan jarak yang dekat dengan Jogja, jadi dengan kereta saya bisa bolak balik jogja-solo. Dan kebetulan lagi, mas Pras mengambil lokasi yang sama dengan saya. Di Solo lah saya mulai mengenal mas Pras.
Setelah PKL berakhir setidaknya kami masih berbincang-bincang lewat chat, mas Pras orangnya rada cuek atau sok cuek begitu, jadi isi chat kami berdua singkat dan padat. Tapi meskipun begitu ada aja yang jadi bahan pembicaraan. Kami berteman baik namun belum saling mengenal lebih jauh.
Hingga akhirnya kita wisuda S1 di bulan Agustus 2013 dan melanjutkan kehidupan selanjutnya, KOAS. Saya tidak ingat persis tapi sepertinya masa koas adalah waktu saya mulai mengenal mas pras lebih personal. Entah dimulai dengan apa tapi kami akhirnya sering bertanya kabar, saling mengingatkan dan makan bareng. Semenjak koas emang saya males yang namanya keluar cari makan kalau sendiri, kadang sering menghubungi teman untuk ngajak makan bareng. Kadang suka sungkan karena beberapa teman sudah punya pasangan, tapi kadang juga lupa terus suka nimbrung hehe.
Ditemani makan sama mas Pras jadi hal yang menyenangkan kala itu, jadi semangat makan dan mungkin saya diam-diam sudah jatuh hati.
Dan begitu lah hari-hari berlalu dengan kehadiran mas Pras, hingga sekarang.
Mas Pras adalah pria yang hangat meski kadang bertingkah dingin dan menyebalkan. Hal menyebalkan adalah mas pras selalu hobi menggoda saya, Saya sempat 'ngambek' waktu PKL dulu hanya karena pertanyaan nya yang tidak masuk akal. Dan sampai sekarang itu menjadi andalan mas Pras untuk menggoda saya. Hal lain nya karena mas Pras terkadang terlalu over saat berpikir, apalagi masalah belanja. Sebenarnya ini hal baik tapi sangat berbahaya bagi saya yang seorang wanita dan sudah kodratnya kalau suka berbelanja.
Namun dibalik itu semua mas Pras adalah pria yang peduli dengan saya, mas Pras sangat peduli dengan status kesehatan saya. Mas Pras pria yang sehat, rajin olahraga dan pola makan nya baik. Berbeda dengan saya, sehingga dulu waktu masih "berteman" sering banget ngajak jogging ke gsp ,(Grha Sabha Pramana), saya menolak berkali-kali, tapi pernah ikut sekali dan alhasil saya kapok.
Mas Pras adalah salah satu alasan saya harus sehat, hingga hari ini.
Hubungan kami berjalan begitu saja, mengalir. Tidak ada kata cinta selama saya mengenal mas pras di perkuliahan. Jafi sering banget yang nanya perihal kami berdua "kalian pacaran ya ?", dan selalu saja saya bingung menjawabnya.
Karena saya tetaplah seorang wanita, apalagi kalau ditanya "apasih hubunganmu dengan dia?" saya yang tadinya easy going mendadak peduli dengan status. Dan akhirnya menanyakan perihal status ini, tapi mas Pras hanya terdiam sesaat, dan mengatakan hal yang masih aku ingat "aku sudah nyaman sama kamu".
Kami tidak pernah membahas ini lagi dalam jangka waktu lama.
Mas Pras bukan tipe pria yang sangat romantis menurut saya. Selama kami bersama, semua berjalan dengan jelas, tanpa " kode-kode", hal yang berlebihan, kata-kata cinta, atau hal apapun. Sehingga tindakan kecil dari mas Pras selalu menjadi kejutan. Sampai sekarang yang bikin saya gak pernah lupa adalah saat ulang tahun. Mas Pras selalu memberikan hal-hal menarik di hari yang menyenangkan bagi saya ini. Pernah suatu hari mengajak teman-teman saya untuk memberikan kejutan, kata-kata manis, makan bareng dan bingkisan.
Begitulah mas Pras, benar-benar pribadi yang tidak bisa aku ditebak, namun satu hal yang saya tau. Mas Pras adalah pria hangat yang akhirnya menepati janjinya Dulu saya mengalami kegalauan, membawa hubungan ini kearah mana, tentu saya kembali lagi karena saya ini wanita. Kami pernah berdiskusi perihal ini, dan saya sangsi mas Pras akan membawa hubungan ini lebih jauh. Karena saya benar-benar tidak bisa menebak apa yang ada dipikiran mas Pras kala itu. Namun mas Pras selalu memegang janjinya, mewujudkan harapan saya. Dengan izin Allah SWT mas Pras dengan penuh kejutan melamar saya di penghujung tahun 2016. Dan kami akhirnya menikah di tahun berikutnya.
Dalam kegudahan saya, memasuki masa-masa 'galau teman sudah pada menikah'. Saya berdoa untuk mendekatkan jodoh saya, memudahkan jodoh saya, dan semoga itu mas Pras. Karena mencapai titik seperti ini bukan perkara mudah, mungkin untukku saja, namun ceritanya cukup panjang. Maka selalu berdoa adalah cara saya mengurangi rasa gundah. Karena semua ketentuan hanya Allah Yang Maha Mengetahui.
Jadi disinilah kita, bersama, hendak berlayar. Mungkin angin akan berhembus kencang atau badai akan besar didepan. Yang terpenting kita berusaha agar kapal kita tidak karam.
Terima kasih sudah membawaku berlayar bersamamu. Kita sama-sama buta akan arah, tanpa pengalaman, semoga Allah selalu menuntun kita. Mari kita buat perjalanan ini menyenangkan, untuk kita :)